Klinik Gunakan Metode Modern dan Tradisional untuk Kanker

Minggu, 01 Juli 2018 - 09:30 WIB
Klinik Gunakan Metode Modern dan Tradisional untuk Kanker
Klinik Gunakan Metode Modern dan Tradisional untuk Kanker
A A A
BANDUNG - Berdasarkan data World Health Organization (WHO) kanker merupakan penyebab kematian peringkat ke-3 di Indonesia, setelah jantung, dan penyakit menular, maternal, perinatal, dan kondisi gizi.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, lebih dari 30% dari kematian akibat kanker disebabkan oleh enam faktor risiko perilaku dan pola makan. Antara lain, indeks massa tubuh tinggi atau kegemukan, kurang konsumsi buah dan sayur, kurang aktivitas fisik, merokok, dan konsumsi alkohol berlebihan, serta faktor keturunan.

Saat ini, banyak peneliti dan pakar medis tengah lakukan berbagai upaya untuk menangkal dan mengobati penyakit mematikan tersebut. Berbagai metode pun juga dilakukan untuk melawan jaringan kanker. Salah satunya, Klinik Utama Canon Mediciane Indonesia (CMI) yang berlokasi di Jalan Tubagus Ismail VII Nomor 21, Kota Bandung.

Klinik ini fokus meneliti dan mengobati penyakit kanker dan diabetes. Klinik Utama CMI mengklaim dapat memberikan pengobatan kanker bagi para penderita yang enggan melakukan operasi atau kemoterapi.

Pembina CMI Prof Salamun Sastra MD, MPH, MEd, MBA, Phd, mengatakan, Klinik Utama CMI Bandung dirintis sejak 10 tahun lalu CMI menerapkan metode pengobatan modern dan tradisional. Dengan begitu, pasien kanker tidak lagi mengandalkan pengobatan luar negeri. Selain pengobatan dengan metode komplimenter alternatif yang berintegrasi dengan metode medis moderen, CMI juga mengembangkan pelayanan bio-medis berbasis metode pengobatan Ibnu Sina yang dikenal sebagai pengobatan Timur.

"Sebetulnya begini, kanker itu macem-macem. Yang penting kita sudah bisa mengatasi (mengobati). Nah sekarang kita bisa dua arah baik konvensional atau pengobatan modern dan tradisional," kata Salamun saat peresmian sekalugus halal bil halal di Klinik Utama CMI, Jalan Tubagus Ismail VII Nomor 21, Kota Bandung, Sabtu (30/6/2018).

Salamun mengemukakan, metode komplimenter alternatif atau tradisional yang berintegrasi dengan pengobatan modern, tidak diragukan lagi. Pasalnya, aturan soal pengobatan ataupun obat-obatan tradisional telah diatur Permenkes 1109/2007 yang diperkuat oleh Peraturan Pemerintah 103/2014 yang mengatur dan melindungi metode pengobatan komplementer-alternatif dan tradisonal.

"Aturan obat tradisional juga sudah ada peraturan. Herbal sudah ada dari dulu. Klinik Utama CMI menjadi pusat. pengobatan, pendidikan, pelayanan, dan penelitian. Saya bangga dengan klinik ini karena lengkap dengan laboratorium dan pakar yang ahli di bidang pengobatan kanker dan penyakit lain," ujar dia.

Dr Susetyo, salah satu dokter ahli kanker di Klinik Utama CMI menuturkan, CMI merupakan cikaI-bakal menuju pelayanan kesehatan yang mengacu pada peraturan pemerintah yang membolehkan praktik pengobatan komplimenter-alternatif atau tradisional berintegrasi dengan metode pengobatan medis modern. CMI Bandung di masa mendatang akan meningkatkan diri menjadi rumah sakit khusus kanker yang memiliki tenaga ahli medis modern atau Barat dan medis tradisional Timur.

"Perpaduan dua metode ini telah menjadi kekuatan pengobatan kanker di daratan China di mana banyak penderita kanker di Indonesia pergi berobat ke sana. Tersedianya pelayanan serupa di dalam negeri sudah dinanti-nanti banyak pihak. Jadi Klinik Utama CMI yang memadukan pengobatan modern dan tradisional yang dapat dipertanggungjawabkan ini merupakan satu-satunya di Indonesia," tutur dokter ahli yang akrab disapa Tyo ini.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4417 seconds (0.1#10.140)